adalah proses asesmen baik pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) maupun sikap kerja (attitude) melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. kegiatan asesmen kompetensi diterapkan dalam berbagai tujuan, yakni; untuk tujuan ngsertifikasi profesi, rekrutmen karyawan berbasis kompetensi, asesmen proses dan hasil pembelajaran, RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau), RCC (Recognition Prior Learning), Surveilan, appraisal, remunerasi berbasis kompetensi, proses verifikasi dalam sistem perbaikan berlanjut industri, dan lain-lain.

 

Dalam bahasa pergaulan antar negara sering disebut Competency Based Assessment (CBA= asesmen berbasis kompetensi), sistem ini berbasis kompetensi), sistem ini berbasis criterion atau seseorang dinyatakan kompetensi harus memenuhi seluruh kriteria unjuk kerja, dan bersifat partisipatory, yakni bahwa asesmen dapat dilangsungkan bila sesi sudah menyatakan kompeten melalui asesmen mansisi. Bebarapa acuan normatif baik standar maupun regulasi teknis pada umumnya mempunyai ekivalensi sesuai dengan tujuan asesmen, yakni TAAASS 402C, seri TAEASS401A, ILO-CWA03/CVTTA08, serta Pedoman-pedoman BNSP.

 

Asesmen sebagai salah satu metode evaluasi kompetensi, dipercaya sebagai metode yang paling memberikan kepastian pencapaian kompetensi, karena memberikan peluang untuk dapat mengakses bukti-bukti langsung, bukti tidak langsung dan bukti tambahan, juga memungkinkan untuk dapat mengakses seluruh dimensi kompetensi (task skill, task management skill, contingency skill, job/role environment skill, dan transfer skill), serta skills for employability.

 

 

Prinsip Dasar Asesment

 

Persyaratan dasar untuk melakukan asesmen kompetensi adalah adanya rencana asesmen dan adanya perangkat asesmen

Prinsip-prinsi asesmen

  • Valid: seluruh aktivitas asesmen mengacu kepada acuan pembanding (benchmark) yang valid
  • Reliabel: Instruksi yang diberikan kepada asesi memastikan penerapan yang konsisten pada aktivitas asesmen dan jika digunakan oleh asesor yang berbeda, dalam situasi yang berbeda dan asesi yang berbeda, hasilnya tetap konsisten
  • Fleksibel: Seluruh aktivitas asesmen memenuhi kebutuhan asesi dan organisasi
  • Adil: Aktivitas-aktivitas asesmen memenuhi kebutuhan dan karakteristik asesi serta bebas dari bias dan memberikan kesempatan bagi asesi yang memiliki kebutuhan khusus

Jenis bukti-bukti yang dapat disampaikan asesi untuk diases

 

Bukti-bukti tersebut harus mengikuti aturan/ persyaratan bukti, yakni: sahih/valid, terkini, memadai, dan otentik.

  • Bukti langsung, contohnya: observasi aktivitas kerja, baik pada keadaan sebenarnya ataupun dalam kondisi disimulasikan, dan produk/ jasa hasil kerja
  • Bukti tidak langsung, contohnya laporan pihak ketiga
  • Bukti tambahan, contohnya [ertanyaan dan jawaban, rekaman kerja, rekaman pelatihan, portofolio

 

Langkah melakukan asesmen kompetensi

 

Menetapkan dan memelihara lingkungan asesmen

  1. lakukan interpretasi rebcaba asesmen dan konfirmasikan sesuai dengan konteks dan tujuan asesmen
  2. Akses dan lakukan interpretasi acuan pembanding dan perangkat asesmen yang dinominasikan
  3. Undang asesi untuk konsultasi pre-asesmen, dan jelaskan, dan klarifikasi rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen, termasuk kesempatan utnuk melakukan penyesuaian yang beralasan, asesmen ulang dan banding
  4. Jika relevan, rundingkan dan sepakati dengan asesi usulan perubahan terhadap proses asesmen
  5. Lakukan arahan untuk asesi melakukan asesmen mandiri dengan perangkat yang telah disiapkan.

Mengumpulkan bukti yang berkualitas

  1. Review hasil asesmen mandiri dan berikan rekomendasi apakah bukti-bukti cukup untuk diases pada full assessment atau harus dilengkapi kembali
  2. Ikuti rencana asesmen untuk penentuan kompetensi
  3. Terapkan prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti dalam pengumpulan bukti yang berkualitas
  4. Tentukan bersama asesi dan personel terkait peluang untuk pengumpulan bukti pada saat bekerja secara nyata atau dalam aktivitas kerja yang disimulasikan
  5. lakukan identifikasi peluang untuk asesmen terpadu dan bila perlu perangkat asesmen dimodifikasi
  6. Bahas kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang teridentifikasi dan persyaratan organisasi/hukum/etika untuk asesmen
  7. Rencanakan dan sepakati tentang tentang pelaksanaan asesmen baik waktu maupun metode asesmennya

Mendukung asesi memastikan bukti

  1. Lakukan asesmen dengan pembukaan sesuai instruksi kerja yang ditetapkan, dan bimbing asesi dalam pengumpulan bukti
  2. Gunakan komunikasi untuk mengembangkan hubungan profesional dengan asesi
  3. Bila diperlukan, buat kesepakatan bersama asesi mengenai penyesuaian yang beralasan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik asesi
  4. Buat penyesuaian-penyesuaian yang beralasan sehingga dapat mempertahankan integritas standar kompetensi yang relevan dan memungkinkan prinsip-prinsip asesmen dan aturan bukti dapat diterapkan secara berimbang
  5. Bila tersedia, akses dukungan spesialis sesuai rencana asesmen
  6. Tanggulangi segera resiko kesehatan dan keselematan kerja

Membuat Keputusan Asesmen

  1. Identifikasi dan evaluasi keterbatasan perolehan bukti yang berkualitas dan bila perlu minta arahan dari orang yang relevan
  2. Perikasi dan evaluasi bukti yang terkumpul untuk memastikan bahwa bukti tersebut dapat merefleksikan bukti yang diperlukan
  3. Gunakan pertimbangan berdasarkan prinsip asesmen dan aturan bukti untuk memutuskan pencapaiankompetensi yang telah didemonstrasikan asesi berdasarkan bukti yang dikumpulkan
  4. Buat keputusan asesmen sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen
  5. Berikan umpan balik kepada asesi yang jelas dan membangun terkait keputusan asesmen, dan  bila perlu kemukakan pula rencana tindak lanjut

Merekam dan melaporkan keputusan asesmen

  1. Rekam hasil asesmen segara secara akurat sesuai SOP asesmen yang ditetapkan
  2. Lengkapi dan proses laporan asesmen sesuai dengan SOP asesmen yang ditetapkan
  3. Bila diperlukan, serahkan rekomendasi tindak lanjut kepada orang yang relevan
  4. Bila diperlukan, beritahu pihak-pihak terkait lainya tentang keputusan asesmen dengan memperhatikan ketentuan kerahasiaan

Meninjau proses asesmen

  1. Tinjau proses asesmen berdasarkan kriteria yang ada melalui konsultasi dengan orang yang relevan guna perbaikan dan perubahan pelaksanaan asesmen di masa datang
  2. Rekam dan dokumentasikan tinjauan sesuai dengan SOP asesmen yang ditetapkan
  3. Gunakan keterampilan kematangan berfikir (refleksi) secara mandiri untuk meninjau dan mengevaluasi praktek asesmen